Madison Square Garden bikin dokumentasi singkat penampilan Foo Fighters yang menandai kembalinya degup live music New York paska pandemi. Bikin iri maksimal.
Realita belahan dunia di seberang sana, kehidupan sudah sedikit berangsur normal. Sepak bola Eropa sudah bisa ditonton langsung juga, festival film dihadiri langsung, bukan virtual belaka. Beberapa festival musik sudah kembali menyiapkan perhelatan selanjutnya.
Dari semua keseruan yang bikin sirik itu, Indonesia baru saja mengumumkan kasus kematian harian tertinggi di dunia. Suram. Otak jadi semakin ditantang untuk berpikir waras, di kiri kanan berita duka juga belum surut. Ada yang malah ketauan nyabu juga. Sementara itu, Thom Yorke tiba-tiba rilis remix Creep yang isinya lebih creepy dari lagu Creep yang orisinil. Ngapain sih.
Beberapa hal yang dibahas seminggu terakhir:
Melalui akun Instagram pribadinya Wendi Putranto membagikan video berdurasi 15 menit yang merangkum singkat perjalanan majalah Rolling Stone Indonesia. Isinya komentar dan cerita-cerita tim editorial majalah tersebut, dikemas jadi kilas balik kiprah majalah tersebut mewarnai industri musik.
Kolaborasi kebisingan berestetika Indra Menus dan raungan Joe Million akan ada sekuelnya, bertajuk Das Kapital yang menurut video teasernya di bawah ini, akan mendarat di bumi September 2021
Lian Nasution meninggal. Pemilik toko musik tertua di Jakarta - Lian records - dikabarkan meninggal hari Selasa 13 Juli 2021. Almarhum Lian adalah seorang sosok rendah hati yang punya referensi musik indonesia dan pengalaman sangat beragam. Lian records yang sudah berdiri sejak 1963 dan menjadi landmark penjelajahan musik khususnya bagi pelancong musik & selektor selektor lokal + mancanegara.
Berlangganan gratis newsletter SFTC dengan memasukkan alamat email kamu di kolo, bawah ini:
RILISAN BARU
Repetan sembarangan berpadu umpatan dari mulut Krowbar emang selalu ditunggu. Di “BDSM”, yang menurut liriknya punya kepanjangan “bajingan depan sado microphone”, rapper ini kembali ngasih trek hip hop hajar-bleh yang keren. Beat-beat funk gelap, sampling lick gitar nakal sepanjang lagu (termasuk 20 detik pertama entah dari film vulgar mana), dan permainan turntable ajaib DJ Evil Cutz jadi tambahan nyawa penting yang bikin lagu ini nggak bisa dilewatin begitu saja. Tight shit!
Selalu merasa sentimentil mendengar musik bergitar seperti ini. Aransemennya bercita rasa nostalgia, dibalut distorsi bersahaja penuh hook dan olah vokal yang disajikan dengan fun. Ngingetin sama musik dari band-band yang nongol di MTV 120 Minutes dekade 90an. Lagi-lagi, grup indie rock potensial dari kancah independen kota hujan Bogor. On repeat material.
Nomor electronic pop yang mengayun dengan apik sepanjang lagu ini rasanya pas banget didengarkan ketika sedang bengong di masa-masa sekarang. Liriknya reflektif; sepertinya soal bagaimana menikmati proses perbaikan diri dengan acuh tak acuh. Paduan synthesizer tebal dan suara bass yang deep dan bergaya wobbly bikin lagu ini punya rasa tersendiri. Moniker Sol Ara sepertinya jadi wilayah baru penyanyi Sapphira Singgih untuk mengeksplor musikalitasnya. “Bad New Day” adalah awal yang paten.
Tribal, enigmatic, dan agresif disaat yang bersamaan. “Karangparawitan” adalah trek hardcore 5 menit lebih jaminan mutu dan langsung bikin penasaran ketika pertama kali didengar. Lagu ini berasal dari debut mini album berjudul sama milik Xin Lie, produser muda produktif di kancah musik klub kontemporer saat ini. Buat ngehasilin bebunyian ajaib nan menghipnotis yang muncul di sini, Xin Lie menggunakan rekaman sampling alat musik tradisional Sunda—tanah kelahirannya—yaitu gendang DogDog, yang biasa digunakan dalam pertunjukan reak/kuda renggong.
Newsletter ini gratis, cara berlangganannya gampang - kamu cuma harus isi email di bawah ini: