Let’s start with the obvious: Setelah minggu lalu di Indonesia banyak kabar duka wara-wiri, berita Covid19 akhir-akhir ini semakin intens. Orang-orang di lingkaran terdekat kita terkena, tidak sedikit yang meninggal. Setiap hari kasus baru dan angka kemarian cetak rekor terus, semakin tinggi.
Iklim media sosial lagi panas banget: kemarahan, kekecewaan terhadap pemerintah dan kesedihan akan berita duka bercampur jadi satu. Orang yang tidak terjangkit Covid pun kemungkinan besar terpapar informasi yang bikin mental jadi drop.
Kami dari Sounds From the Corner mendoakan kalian semoga sehat selamat beserta keluarga di manapun di Indonesia. Walaupun tidak signifikan mungkin nonton-nonton video di kanal SFTC bisa jadi opsi cara menghabiskan waktu untuk stay di rumah. Di edisi ini tidak ada segmen wawancara karena lagi nggak nemu yang seru untuk diajak ngobrol (semuanya juga lagi panik Covid soalnya), tapi kami tetap menyiapkan list rilisan baru dan catatan editor.
Berikut beberapa highlight 1-2 minggu terakhir yang seru-seru:
Tepat setahun lalu di bulan Juli 2020, SFTC bareng Zodiac dan Studiorama bikin 10-hour online party bertajuk Neverwhere. Pekan lalu Zodiac mengunggah secara penuh semua penampilan yang ada di Neverwhere, dalam rangka anniversary acara tsb (sekalian buat nemenin di rumah. lagi PPKM). Silakan langsung cek Youtube Zodiac Jakarta.
Website Warga Bantu Warga merupakan inisiatif kolektif yang mengumpulkan banyak sumber informasi dan referensi seputar Covid19. Situsnya juga diperbarui dengan konsisten dan real-time. Dalam masa sulit ini gampang banget kita kemakan hoax dan info yang tidak terverifikasi jadi sumber seperti ini dibutuhkan banget. Tidak jarang juga yang kena tipu.
Digawangi oleh British Council Indonesia, festival asal Sheffield Inggris No Bounds Festival berkolaborasi dengan Yes No wave merilis project video berjudul “Totemon Rising”. AV Mixtape ini dibuat oleh duo Gabber Modus Operandi bersama dengan dengan Nkisi.
Ini udah 2 minggu yang lalu sih, tapi video dari lagu baru Jason Ranti “Kadang Jakarta Jadi Ungu” udah bolak balik disetel. Terlepas aransemen segar yang lebih penuh dan lengkap hasil kontribusi Dadang Pohon Tua, estetika (((santuy))) bermakna Jejeboi masih konsisten terpancar di video dan lagu ini.
Yang belum, subscribe dulu ya sebelum lanjut ke segmen berikutnyaa. Hatur Nuhun!
RILISAN BARU
Dari terik matahari tropis Indonesia, singer songwriter Sandrayati Fay sekarang bermukim di Iceland dan merilis single berjudul “Song for Berta” bersama Damien Rice dan JFDR. Padu padan tiga suara yang introspektif dengan tension yang pas, jadi alasan kenapa track powerful ini patut ditelaah lebih jauh.
BTW dia juga tampil di projectnya Olafur Arnalds: When We Are Born.
Kemasan lurus aransemen alternatif 90-an “Suporter Televisi” pas gitu sama liriknya yang polos apa adanya. Alasan lain track ini seru, juga karena tema olahraga yang terbilang jarang naik ke permukaan. Lalu saya lanjut mendengarkan lagu mereka yang “Timur Jakarta” dan menangkap pola tutur yang mirip. Ternyata memang gitu gayanya, asoi.
Sudah ada lusinan unit R&B modern lokal di Indonesia yang muncul setiap 1 bulan sekali, tapi alasan kenapa White Chorus patut diberikan perhatian lebih adalah karena racikan groove, karakter vokal dan imbuhan lainnya semuanya dimasak dalam porsi yang pas. Jelas juga terlihat bahwa mereka punya direction yang jelas dalam menghubungkan rilisan musiknya dengan tampilan visual yang relevan.
Terlepas dari gestur vokalnya yang bisa lebih clear dan dominan, melalui single ini Easynoises berhasil memberikan sesuatu yang jauh dari kata membosankan dari rilisan-rilisan lokal belakangan ini. Build-up yang apik di detik-detik terakhir lagu ini rampung juga sebuah keputusan kreatif yang menurut kami baik.
CATATAN EDITOR
Berapa usia kalian, dua puluh tahun yang lalu? Apa yang kalian pikirkan, rutinitas apa yang kalian lakukan dan musik apa yang kalian dengarkan? Catatan editor edisi ini menyorot 5 album lokal Indonesia yang dirilis di tahun 2001 - dua dekade lalu.
Banyak sekali yang bisa berubah, selama dua puluh tahun. Menarik sekali saat kita menarik garis lurus dan komparasi dari kacamata craft dan artistry, juga bagaimana album-album ini menjadi refleksi zaman: topik apa yang relevan, treatment musik apa yang sedang digemari dan genre apa yang diminati.
Kami menemukan banyak insight menarik, utamanya tentang bagaimana musisi secara personal berevolusi, entah jadi lebih baik atau malah jadi nggak jelas. Berikut 5 album rilisan 2001 yang menurut kami seru untuk dibahas.
Slank -Virus
Tahun 2001, Slank baru saja lepas dari jeratan narkoba yang menghantui selama dekade 90-an. Di saat yang sama, bangsa Indonesia masih euforia reformasi, tiga tahun sejak gerakan mahasiswa di tahun 1998 yang mengleserkan Soeharto. Selain single jagoan “Virus” yang menggema, album ini disesaki dengan lirik-lirik reflektif, dan eksplorasi diri seperti Jakarta Pagi Ini, dan #1.
Slank masih berlumuran attitude cuek mereka, namun kita sudah bisa mengendus ketertarikan mereka mengemas kritik sosial yang lebih rapi dibandingkan album-album sebelumnya (Sikon, Utopia, Lembah Baliem, Funkin Politik).
Di Funkin Politik, Slank mengatakan “Don’t look to government sights, there’s too much hypocrite fights”. Fast Forward dua puluh tahun, tidak banyak yang berbeda dari sentimen yang tertulis dari lagu itu. Satu-satunya yang berbeda adalah, hari ini Abdee Slank kini jadi komisaris Telkom, sesuatu yang dua puluh tahun lalu mereka kritik.
Koil - Megaloblast
Dua puluh tahun sejak “Mendekati Surga”, sensasinya masih sama: album Megaloblast terdengar sangat amat badass. Pertama kali lihat videonya saya terbengong-bengong melihat kolase penampilan Otong dan kerusuhan GOR Saparua yang legendaris. Album ini juga membuat saya berfantasi tentang identitas-identitas yang bisa saya tekuni di saat remaja, kemarahan terhadap dunia dan keputus asaan. Megaloblast menandai daya ledak scene underground di awal 2000-an, yang akan tetap diingat 100 tahun kemudian.
Dua puluh tahun kemudian selain Otong menjadi meme dan troll lord di twitter, terlepas dari absennya rilisan album full, Koil terbilang aktif dan pandai mencerna tantangan digital yang seringkali membuat band berumur gagap. Merchandise jalan terus, gig online, product endorsement dan lainnya. Daur ulang karya dalam berbagai bentuk, adalah bukti nyata bahwa napas kreativitas mereka masih panjang sejak Megaloblast rilis dua puluh tahun lalu.
T-Five (Self -Titled)
Kami memasukkan album ini karena impact kultur R&B dan Hip-hop di era itu tidak terelakkan; baju FUBU, break-dance tanggung, celana gombrong, skater-skater ollie di trotoar dan utamanya: band top-40 di kafe-kafe di sudut-sudut Ibukota.
T-Five berawal dari tampil di kafe menyanyikan In a Rush dan Have Fun Go Mad, lalu dibaptis label raksasa Sony Music menjadi bagian dari roster mereka dan merilis album berisi karya orisinil. Kalau kalian menonton video di atas, tidak sulit untuk terlempar ke era itu dan mengingat-ingat betapa hebohnya tren-tren ini menerpa Indonesia.
Clubeighties - Self Titled
Produk ekspor IKJ yang berhasil menandai zaman dengan nuansa retro 80-an, Clubeighties berhasil mendominasi program MTV Indonesia di era itu dengan video klip Gejolak Kawula Muda.
Kemunculan terakhir Clubeighties dengan formasi lengkap ada di Synchronize Festival 2019. Dua personil mereka Vincent & Desta, tentunya terkenal babak kedua karir mereka sebagai entertainer di televisi dan ranah digital.
Padi - Sesuatu Yang Tertunda
Album perdana Padi “Lain Dunia” membawa mereka ke sirkuit yang sama dengan raksasa-raksasa rock di era 2000-an seperti Dewa, GIGI dan Slank tapi album keduanya Sesuatu Yang Tertunda menempatkan mereka di level nasional dan diakui semua orang.
Balada klasik “Kisah Tak Sampai” yang pelan dan menyayat hati hingga hari ini masih dijadikan soundtrack patah hati bangsa Indonesia, juga lagu andalan semua tongkrongan pertengahan 2000-an “Semua Tak Sama”, yang menjadi go-to song singalong dari mulai remaja hingga pria dewasa.
Setelah vakum lama, mereka kembali dengan nama Padi Reborn dan kembali merajai panggung-panggung 5 tahun terakhir. Belum ada karya barunya yang berhasil menyamai relevansi mereka di awal 2000-an, namun nampaknya hits dari 1 dekade awal karir Padi sudah cukup untuk membuat orang-orang terbuai menonton mereka.
Jaga kesehatan diri sendiri dan keluarga! Terima kasih sudah membaca, silakan subscribe jika kalian senang membaca newsletter ini ya.